POLRES MAJALENGKA - Kepolisian Polres Majalengka terus mendalami kasus
pembacokan warga Blok Rabu RT 01 RW 01, Desa Karamat Kecamatan Palasah oleh
suaminya sendiri, Senin (1/8).
Mendapati keterangan yang ganjil dari pelaku yakni NN A Alias DOYOK
(29). Pasalnya, setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), kesaksian
warga yang juga tetangga korban Sdri. E N (26) berbalik dengan alasan pelaku
saat dimintai keterangan.
Menurut Kapolres Majalengka AKBP YUDHI SULISTIANTO WAHID, S.I.K.
melalui Kapolsek Palasah AKP ASEP SUMARDI yang di sampaikan Kanit Reskrim AIPTU
SUWANDI SH mengungkapkan, sejumlah saksi mata serta masyarakat sudah dimintai
keterangan. Hasilnya jauh berbeda dengan pengakuan pelaku.
“Sepengetahuan warga sekitar
istri pelaku Sdri. E N (26) merupakan
perempuan yang baik. Warga mengaku korban belum pernah terlihat membawa
laki-laki masuk ke dalam rumahnya, apalagi sampai berhubungan di dalam rumah,” jelas tetangga korban.
Hasil olah TKP di kediaman korban, beberapa bercak darah terlihat di
dalam serta di luar rumah. Bekas darah itu sudah ditutupi dengan kapur oleh
masyarakat. Pihak kepolisian juga terus mencari golok yang digunakan pelaku
saat menganiaya istrinya, sebagai barang bukti.
“Di dapur memang ada tangga
yang diduga dipakai pelaku saat masuk ke atap (plafon). Pelaku diduga kabur
lewat pintu belakang setelah membacok korban. Korban baru bisa ditolong setelah
berupaya keluar rumah meski kondisinya luka parah,” terangnya.
Sementara itu, tetangga korban Iwan Kartiwan (30) menyatakan kesaksian
pelaku saat memberikan keterangan kepada petugas kepolisian adalah keterangan
palsu. Sebab warga sekitar belum pernah melihat laki-laki lain masuk ke rumah
itu selain adik kandung Sdri. E N.
Apalagi saat Minggu (31/7) atau sehari sebelum kejadian, korban sempat
duduk di teras rumah bersama tetangga lainnya. “Selama saya tinggal disini belum pernah melihat Sdri. E N kedatangan
tamu laki-laki seumurannya apalagi sampai menginap di rumahnya. Kalau pelaku
bilangnya kejadian perselingkuhan istrinya Minggu (31/7) siang, kan waktu itu
bersama warga disini duduk ngerumpi bareng di teras rumahnya,” tegasnya.
Sebelum peristiwa penganiayaan itu terjadi, sekitar 04.00 Senin (1/8)
pagi dirinya dan warga mendengar cekcok kedua pasangan suami istri itu. Warga
menilai bahwa itu merupakan pertikaian rumah tangga biasa. Namun kedua putranya
menangis histeris, dan beberapa menit kemudian Een muncul dari pintu samping
rumah dengan tubuh berlumur darah dan ambruk seketika.
“Mungkin dia (korban) keluar
untuk meminta tolong kepada warga. Awalnya kami menilai kalau cekcok itu
masalah sepele. Tetapi pas lihat Een ambruk dengan wajah penuh luka bekas
sabetan golok, akhirnya kami meminta tolong kepada warga lain,” lanjut Iwan.
Adik kandung korban lantas tiba di rumah namun tidak berani masuk,
khawatir pelaku masih berada di dalam rumah dan membawa senjata tajam. Akhirnya
warga merangsek masuk dengan memecahkan kaca jendela. “Pas di dalam sudah tidak ada pelaku. Kedua anaknya kami amankan dan
korban langsung dibawa ke RSUD Cideres setelah memberitahu ke kepolisian,”
tambahnya.
Kesaksian serupa juga disampaikan Ida (70). Perempuan lanjut usia ini
menyatakan kalau Sdri. E N tidak seperti yang dituduh pelaku. Apalagi sampai
memasukkan laki-laki siang hari.
“Kalau siang kan saya jualan
serabi persis di depan rumah korban. Jadi kalaupun ada laki-laki masuk pasti
saya tahu, tapi selama ini tidak ada,” tuturnya.
Kanit Reskrim AIPTU SUWANDI SH menduga jika motif pembacokan tersebut
lantaran NN A Alias DOYOK (29) depresi berat, setelah menjalani proses
pemeriksaan lakalantas di wilayah hukum Polres Sumedang. Apalagi menurut warga
sekitar, pelaku sering menuduh tetangganya sering membicarakan dirinya. Petugas
terus mendalami kasus tersebut untuk mengungkap motif pelaku.